Semangat Catur Dharma untuk Indonesia

Era teknologi yang semakin pesat, atau lebih dikenal dengan zaman ‘kekinian’ memberi akses tanpa batas akan berbagai hal. Saat ini kita dengan mudah mengetahui keadaan masyarakat di belahan wilayah bahkan benua yang berbeda hanya dalam satu ‘klik’ pada layar smartphone atau gadget yang kita miliki. Akses informasi yang serba mudah, serta hadirnya berbagai peralatan canggih yang dapat dimiliki setiap orang, cenderung meningkatkan individualitas kita di era high technology ini. Perilaku individualisme ini dapat dilihat di berbagai jalanan kota, ataupun halte-halte bus yang kerap dipenuhi dengan kerumunan. Alih-alih berkomunikasi dengan sekitar, pribadi kita saat ini lebih cenderung memilih untuk berhubungan dengan gadget atau smartphone yang kita miliki. Karakter masyarakat seperti ini akan sulit dirubah jika dibiarkan terus menerus, maka dari itu dibutuhkan langkah nyata yang dapat mengajak komunal bergerak peka terhadap keadaan sekitar dan kondisi lingkungan.

Sebagai perusahaan besar yang telah bertahun-tahun tumbuh dan berkembang di tanah air, Astra telah menunjukkan langkah nya dalam kepedulian sosial dan lingkungan melalui program – program seperti Astra untuk Indonesia Kreatif, Astra untuk Indonesia Cerdas, dan yang paling banyak diperbincangkan di berbagai laman website dan situs berita nasional adalah Astra untuk Indonesia Sehat. Program yang menitikberatkan pada peningkatan pelayanan kualitas kesehatan ibu dan anak serta perbaikan gizi di masyarakat ini tentunya termasuk kategori program yang sangat dibutuhkan saat ini, terlebih dalam kondisi kesenjangan ekonomi yang besar di masyarakat dan juga tingginya tingkat kemiskinan yang menyebabkan merebaknya permasalahan gizi buruk dan gizi kurang di berbagai wilayah di Indonesia. Melalui program Astra untuk Indonesia Sehat, Astra telah memberikan pengobatan gratis kepada 125.818 pasien, 216.263 kantong darah, dan pembinaan untuk 1.577 posyandu.

Tidak berhenti di tataran pemberian bantuan langsung, Astra juga berinisiatif mewujudkan Kampung Berseri yang tersebar di 17 provinsi di seluruh Indonesia, dengan total lokasi 49 kampung yang telah dibentuk dan dilatih menjadi kampung dengan lingkungan yang bersih, hijau serta masyarakat yang sehat, cerdas, dan produktif. Kehadiran Kampung Berseri Astra diharapkan dapat menginspirasi berbagai wilayah lainnya untuk berkembang dan membangun wajah perkampungan Indonesia saat ini.

Sebagai salah satu perusahaan besar yang telah 60 tahun berkiprah di Indonesia, kinerja Astra telah diakui baik di dalam dan juga di luar negeri. Tahun 2016 lalu, Astra memperoleh penghargaan sebagai Best Company di Indonesia. Penghargaan ini diberikan oleh majalah FinanceAsia yang berpusat di Hong Kong. Penghargaan ini menjadikan Astra sejajar dengan berbagai perusahaan asing lainnya seperti Samsung Electronics dari Korea Selatan, China Telecom dari Chna, PTT dari Thailand, dan Singtel dari Singapura, yang juga mendapatkan penghargaan serupa dalam momentum yang sama. Tidak hanya itu, di Bursa Efek Indonesia pun saham yang dimiliki Astra tergolong blue chip dengan kapitalisasi pasar saham sekitar Rp 337 T tercatat pada tanggal 12 Oktober 2016.

Menilik berbagai prestasi yang telah dimiliki oleh Astra, tentunya tak lepas dari dukungan setiap elemen masyarakat dan juga kerja keras dari para pekerja di tiap sektor bisnis Grup Astra. Kehadiran 213.175 karyawan beserta 2500 vendor dengan lebih dari 10 juta konsumen telah banyak memberi warna dalam perjalanan kesuksesan Astra saat ini. Maka dari itu, Astra menyadari pentingnya untuk terus menjaga filosofi Catur Dharma sebagai nilai dalam portofolio bisnis dari sejak Astra berdiri hingga kini genap berusia 60 tahun.

Empat poin Catur Dharma yang mengajarkan kita semua untuk bisa menghargai individu dan membina kerjasama, serta terus menjaga kualitas kinerja dengan memberi pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, dan senantiasa berinovasi guna mencapai pencapaian terbaik, tentunya menjadi pilar pilar yang mendukung pembangunan sektor bisnis dan non bisnis di Indonesia. Hingga diharapkan kelak tercapai poin pertama dalam Catur Dharma, yaitu menjadi perusahaan  yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Semangat inilah yang tercermin dalam visi Astra 2020, Pride of the Nation, semangat kebangsaan yang mengajak setiap elemen bangsa untuk terus berkarya dan mengharumkan nama bangsa dengan penuh kerja keras dan cinta kepada sesama.

Di usia ke-60 ini, beberapa waktu lalu saat perayaan Hari Sumpah Pemuda, Astra memberi apresiasi kepada pemuda-pemudi Indonesia berbakat yang memiliki semangat sejalan dengan Astra dalam memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat. Penghargaan ini berupa bantuan dana senilai Rp 55 juta dan pembinaan kegiatan kepada setiap penerima penghargaa. Setelah proses pencarian, akhirnya diperoleh 39 sosok inspiratif yang telah berkarya di berbagai bidang seperti Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, Kesehatan, Teknologi dan Kelompok. Program ini adalah wujud dukungan Astra terhadap pengembangan bangsa yang kelak akan dipelopori oleh sosok – sosok inspiratif yang telah menunjukkan langkah nyata semangat Catur Dharma dalam masyarakat terdekat mereka. Semoga semangat Catur Dharma terus tertanam dalam benak kita semua untuk tidak hanya menjadi sosok yang hebat tetapi juga bermanfaat untuk semua.

 

Sekat Pekat

Mereka mulai mengatakan, siapa yang harus kalah, siapa yang harus berjuang. Seperti kawanan gagak yang hanya bisa berteriak. Bisakah ada kesejajaran antara kita? Bisakah aku dipandang sama berharganya tanpa perlu ada embel-embel bodoh soal status sosial, ataupun profesi?

Bagi mereka, aku hanyalah tukang menulis dan penjual buku. tentu saja, bagi yang tak perah percaya soal kekuatan kata dan gagasan, it’s nothing. Tapi aku percaya, aku berharga atas apa yang aku tulis dan apa yang terus aku sarikan untuk menjadi bahan tulisan.

hanya karena orang tak merasa ini berharga, bukan berarti ini tak ada nilainya. Tepat seperti tupai yang begitu bingung mendapati tempurung kelapa. Aku tak mencari pengakuan. Aku tak mencari sanjungan. Hanya saja, aku membenci orang-orang bodoh yang begitu pintar membual soal dunia.

Mereka bersalah, lalu menimpakan kesalahan mereka pada orang lain. Mereka menyakiti, lalu mereka menangis meminta tolong. Mereka mencaci lalu mengatai orang tak punya tata krama. Mereka tak punya karya, tapi menuduh orang lain tak berguna. Such a hatefull person. Sulit menyukai yang demikian. Sulit untuk mampu menumbuhkan simpati pada orang yang tak ingin dicintai.

Aku masih harus bertemu dengan orang-orang semacam ini. lalu menahan diri untuk tak berbicara kotor. Mengangguk, tersenyum, lalu menghilang di belakang. Bukan, bukan tak punya keberanian. hanya saja semuanya menjadi sia-sia. kenapa aku harus memberi penjelasan bahkan pada orang yang tahu apa gunanya telinga?